Rabu, 14 Desember 2011

Contoh lowongan pekerjaan




PT. CIPTA PERDANA UTAMA
Job Description
            Dalam rangka mengembangkan dan memperluas kantor cabang kami di tahun 2011-2012, PT Cipta Perdana Utama Jakarta yang bergerak dalam bidang usaha manufacturing, importir, trading dan distributor home appliance (perangkat rumah tangga elektronik) made in Jepang, Korea dan Cina membutuhkan tenaga kerja yang profesional, potensial dan dinamis untuk posisi :
1.    Staff Administrasi HRD (HR Administration Staff)
2.    Staff  Administrasi Umum (General Admin Officer)
3.    Staff Keuangan (Finance Staff)

1.    STAFF ADMINISTRASI HRD (HR Administration Staff)
a.       Pendidikan Minimal SMK/D3 (Segala Jurusan)
b.      Usia Maksimal 35 Tahun
c.       Menguasai sistem Administrasi pembayaran sesuai standar yang berlaku.
d.      Pengalaman / Non Pengalaman.
e.       Menguasai manajemen keuangan perusahaan trading.
f.       Mampu mengoprasikan komputer (Min. Word,Excel Dan Power Point)
g.      Menguasai Sistem Komunikasi
h.      Jujur dalam bekerja, memiliki loyalitas tinggi, bertanggung jawab.
i.        Mampu bekerja secara individu maupun team.
j.        Cekatan, teliti dan cermat dalam pengerjaan pelaporan.
k.      Diutamakan berdomisili diwilayah jakarta selatan dan sekitarnya
2.    STAFF ADMINISTRASI UMUM (General Admin Officer)
a.       Pendidikan Minimal SMU/SMK (Akuntansi/Ekonomi)
b.      Pengalaman/non pengalaman (fresh graduate are welcome)
c.       Usia Maksimal 29 Tahun
d.      Menguasai bidang administrasi, filding, korespondensi dan pembuatan document
e.       Mempu mengoprasikan computer Dan Internet (Min. Word dan Excel)
f.       memiliki interpersonal dan comunication skill yang baik
g.      Mampu bekerja dengan Multitasking dan sesuai target
3.    STAFF KEUANGAN (Finance Staff)
a.       Wanita, Max 27 tahun, D3/S1/S2 (Fresh Graduate Lebih Diutamakan)
b.      Menguasai Transaksi Keuangan Trading
c.       Mampu Mengoperasikan Komputer (Ms.World Dan Ms.Excel)
d.      Jujur dalam bekerja, memiliki loyalitas tinggi, bertanggung jawab
e.       Mampu bekerja dengan Multitasking dan sesuai target
f.       Cekatan, teliti dan cermat dalam pengerjaan pelaporan
g.      Pengalaman Min 1 Tahun Di Bidangnya

FASILITAS : Gaji+Insentif (NEGO), Uang Makan+Transport, Tunjangan+Jaminan kesehatan.
Jika Anda Memiliki Kualifikasi Di Atas, Segera Kirimkan CV Lengkap, Foto Terbaru, ke email ciptaperdanautama@yahoo.co.id. Cantumkan Kode Lamaran Yang Anda Pilih.
 NB :
  1. Hanya Lamaran Yang Memenuhi Qualified Yang Akan Dipanggil
  2. Panggilan Interview Akan Dilakukan Via Email Dan SMS
  3. No.Tlp Yang Dicantumkan Pada Lamaran Harus Aktif
  4. Penutupan Lowongan Tanggal 15 Oktober 2011

Untuk Info
Silahkan Menghubungi Bagian Personalia Kami:
085736832088 (Ibu Disty)



Sumber :
Ridwan. 2011. Full-Time Lowongan Staff Administrasi Dan Keuangan 
PT.CIPTA PERDANA UTAMA Jakarta (September-Oktober 2011), 
 (Online), (http://www.situslowongankerja.com, diakses 16 September 2011). 

Cara mengatasi malas

Malas adalah penyakit mental. Siapa dihinggapi rasa malas, sukses pasti jauh dari gapaian.

Rasa malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban, dll. Jika keluarga besar dari rasa malas ini mudah sekali muncul dalam aktivitas sehari-hari kita, maka dijamin kinerja kita akan jauh menurun. Bahkan bisa jadi kita tidak pernah bisa mencapai
sesuatu yang lebih baik sebagaimana yang kita inginkan.

Rasa malas sejatinya merupakan sejenis penyakit mental. Mengapa disebut penyakit mental? Disebut demikian karena akibat buruk dari rasa malas memang sangat merugikan. Siapa pun yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangat merugikan. Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya tidak pernah datang pada orang yang malas. Masyarakat yang dipenuhi oleh individu-individu yang malas tidak jelas tidak akan pernah maju.

Rasa malas juga menggambarkan hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan atau apa yang sesungguhnya dia inginkan. Rasa malas jenis yang satu ini relatif lebih bisa ditanggulangi. Nah, bagaimana cara mengatasinya? Berikut kiat-kiatnya:

1. Membuat Tujuan
Orang yang malas biasanya tidak memiliki motivasi untuk berkembang ke arah kehidupan yang lebih baik. Sementara orang yang tidak memiliki motivasi biasanya tidak memiliki tujuan-tujuan hidup yang pantas dan layak untuk diraih. Dan orang yang tidak memiliki tujuan-tujuan hidup, biasanya sangat jarang bahkan mungkin tidak pernah menuliskan resolusi atau komitmen-komitmen pencapaian hidup.

Di sinilah pangkal persoalannya. Tanpa tujuan, resolusi, atau komitmen-komitmen pencapaian hidup, maka seseorang hanya bergerak secara naluriah dan sangat rentan diombang-ambingkan situasi di sekelilingnya. Posisi seperti ini membuatnya menjadi pasif, menunggu, tergantung pada situasi, dan cenderung menyerah pada nasib. Dalam keadaan seperti ini, tidak akan ada motivasi untuk meraih atau mencapai sesuatu. Tidak adanya sumber-sumber motivasi hidup menyebabkan kemalasan.

Supaya motivasi muncul, seseorang harus berani memutuskan tujuan- tujuan hidupnya. Menurut Andrias Harefa dalam bukunya Agenda Refleksi dan Tindakan Untuk Hidup Yang Lebih Baik (GPU, 2004), dia harus membuat komitmen atas apa saja yang ingin diselesaikan, dicapai, dimiliki, dilakukan, dan dinikmati (disingkat secamilanik). Contoh komitmen; “pada ulang tahun yang ke …. saya sudah harus menyelesaikan buku yang saya tulis, meraih promosi pekerjaan, mencapai gelar S-3, memiliki rumah dan mobil, melakukan sejumlah kunjungan ke mancanegara, dan menikmati kebahagiaan bersama keluarga.”

2. Mengasah Kemampuan
Orang yang memiliki tujuan-tujuan hidup yang pasti, membuat resolusi dan komitmen-komitmen pencapaian biasanya memiliki motivasi tinggi. Tetapi tujuan yang samar-samar jelas tidak memberikan dampak motivasional yang signifikan. Nah, akan lebih baik lagi jika tujuan- tujuan dilengkapi dengan aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti mencari cara-cara yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. Kita juga perlu sekali mengasah kemampuan atau ketrampilan-ketrampilan supaya langkah-langkah yang diambil itu akan membawa kita pada pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Contoh; jika pada tahun yang sudah ditargetkan kita ingin menjadi konsultan, maka sejak sekarang aktivitas-aktivitas kita sudah harus difokuskan ke arah tujuan tersebut. Kita harus terus mengasah kemampuan mendiagnosa masalah, menemukan penyebab, menganalisis, mengkomunikasikan gagasan, menawarkan solusi, dan memperbaiki kemampuan presentasi.

Jika aktivitas-aktivitas pembelajaran itu dilakukan secara konsisten dan dengan komitmen sepenuhnya, maka kita telah berada di jalur yang benar. Aktivitas-aktivitas pembelajaran akan menempatkan kita pada posisi dan lingkungan yang dinamis. Kemampuan kita dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah juga akan meningkat. Dengan sendirinya ini akan semakin memperkuat rasa percaya diri kita, menebalkan komitmen pencapaian tujuan, dan tentu saja menumbuhkan semangat.

Sebaliknya, jika kita sama sekali menolak aktivitas-aktivitas pembelajaran, komitmen akan semakin melemah, semangat turun, dan kemalasan akan datang dengan cepat. Pada titik ini, tujuan-tujuan, resolusi atau komitmen yang sudah kita buat sudah tidak memiliki arti lagi. Sayang sekali.

3. Pergaulan Dinamis
Para pemenang berkumpul dengan sesama pemenang, sementara para pecundang cenderung berkumpul dengan sesama pecundang. Ungkapan tersebut mengandung kebenaran. Sulit sekali bagi seorang pemalas untuk hidup di lingkungan para pemenang. Sulit bagi orang malas untuk berada secara nyaman di tengah-tengah orang yang sangat optimis, sibuk, giat bekerja, dan bersemangat mengejar prestasi. Demikian sebaliknya. Sulit sekali bagi para high achiever untuk betah berlama- lama dengan para orang malas dan pesimistik.

Situasi atau lingkungan di mana kita berada sungguh ada pengaruhnya. Orang yang mulai dihinggapi rasa malas sangat dianjurkan agar menjauhi mereka yang juga mulai diserang kebosanan, putus asa, rasa enggan, apalagi negative thinking. Sepintas, berkeluh kesah dengan mereka dengan orang-orang seperti itu dapat melegakan hati. Ada semacam rasa pelepasan dari belenggu psikologis. Walau demikian, dalam situasi malas sedang menyerang, mendekati orang-orang yang sedang down sama sekali tidak menolong satu sama lain. Rasa malas dan kebuntuan justru bisa tambah menjadi-jadi. Ini bisa menjerumuskan masing-masing pihak pada pesimisme, keputusasaan, dan kemalasan total.

Jika rasa malas mulai menyerbu kita, jangan berlama-lama duduk berdiam diri. Cara paling ampuh menghilangkan kemalasan adalah bangkit berdiri dan menghampiri orang-orang yang sedang tekun dan bersemangat melakukan sesuatu. Dekati mereka yang sedang bekerja keras untuk meraih impian-impiannya. Manusia-manusia optimis, self- motivated, punya ambisi, positive thinking, dan memiliki tujuan hidup pasti, umumnya memancarkan aura positif kepada apa pun dan siapa pun di sekelilingnya. Pancaran optimisme dan semangat itulah yang bisa menginspirasi orang lain, bahkan menularkan semangat yang sama sehingga orang lain jadi ikut tergerak.

4. Disiplin Diri
Ada sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya dari Andrie Wongso, Motivator No.1 Indonesia, yang bunyinya; “Jika kita lunak di dalam, maka dunia luar akan keras kepada kita. Tapi jika kita keras di dalam, maka dunia luar akan lunak kepada kita”. Kata-kata mutiara yang luar biasa ini menegaskan, bahwa jika kita mau bersikap keras pada diri sendiri, dalam arti menempa rasa disiplin dalam berbagai hal, maka banyak hal akan bisa kita kerjakan dengan baik. Sikap keras pada diri sendiri atau disiplin itulah yang umumnya membawa kesuksesan bagi karir para olahragawan dan pekerja profesional yang memang menuntut sikap disiplin dalam banyak hal. Bayangkan, bagaimana seorang atlet bisa menjadi juara jika dia tidak disiplin berlatih? Bagaimana mungkin ada pekerja profesional yang bagus karirnya jika dia sering mangkir atau bolos kerja?

Sebaliknya, jika kita terlalu lunak atau memanjakan diri sendiri, memelihara kemalasan, mentolerir kinerja buruk, tidak merasa bersalah jika lalai atau gagal dalam tugas, maka dunia luar akan sangat tidak bersahabat. Olahragawan yang manja pasti tidak akan pernah jadi juara. Seorang sales yang malas tidak akan pernah besar penjualannya. Seorang konsultan yang menolerir kinerja buruk pasti ditinggalkan kliennya. Dan pekerja yang tidak disiplin pasti mudah jadi sasaran PHK. Jika kita lunak pada diri sendiri, maka dunia akan keras pada kita.

Rasa malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan kebiasaan mendisiplinkan diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut.

Sekalipun seseorang memiliki cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah munculnya rasa malas.

Kebudayaan di Tulungagung


TUGAS OBSERVASI KEBUDAYAAN
YANG ADA DI TULUNGAGUNG


MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Antropologi Pendidikan
yang dibina oleh Bapak M. Huda A.Y. dan
Bapak Yusuf Sobri



Oleh
Adisty Nur Wijayantri       100131404719
Off B




UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
November 2011



BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang

Memandang Kabupaten Tulungagung sekilas merupakan daerah terpencil yang tidak bergaung di tingkat nasional, tetapi dibalik itu Kabupaten Tulungagung sebenarnya adalah daerah yang menyimpan pesona keindahan alam yang apik dan pantas untuk dinikmati.
Keaneka ragaman seni budaya di Kabupaten Tulungagung merupakan asset yang cukup menggembirakan jika ditinjau dari segi kwantitasnya, sebab dari data yang tercatat terdapat lebih dari 6.000 seniman maupun organisasi kesenian/sanggar dari berbagai jenis kesenian yang aktif termasuk di dalamnya para budayawan. Namun demikian dari segi kualitas masih perlu terus diupayakan penyempurnaannya.
Ada banyak data dan informasi di dalamnya, antara lain ; foto-foto seni budaya, Data-data seniman dan organisasi kesenian/sanggar, Artikel-artikel seni budaya, Sejarah, Museum dan situs kepurbakalaan, serta Buku Babad Tulungagung. Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Oepas, Reog Tulungagung, Upacara Adat ulur-ulur maupun Manten Kucing, aneka situs/candi, jenis kepurbakalaan yang ada di Museum Tulungagung serta Sejarah lawadan sebagai cikal bakal Kabupaten Tulungagung.

2.    Rumusan Masalah
Masalah yang kita bahas dalam makalah ini meliputi:
a.    Bagaimana prosesi adat temanten kucing?
b.    Bagaimana prosesi adat Jaranan Tulungagung?
c.    Bagaimana prosesi adat Reyog Kendhang khas Tulungagung?
d.   Bagaimana prosesi adat Siraman Pusaka Kyai Oepas?
e.    Bagaimana prosesi adat Seni Tiban?
3.    Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai:
a.    Mengetahui prosesi adat temanten kucing.
b.    Mengetahui prosesi adat jaranan Sentherewe .
c.    Mengetahui prosesi adat Reyog Tulungagung.
d.   Mengetahui prosesi adat Siraman Pusaka Kyai Oepas.
e.    Mengetahui prosesi adat Seni Tiban.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Temanten Kucing
Manten Kucing merupakan tradisi budaya dari daerah Tulungagung. Pada tahun 2010, keberadaan tradisi budaya Manten Kucing difestivalkan dalam rangka memperingati Hari Jadi Tulungagung ke-805. Festival Manten Kucing tersebut di-ikuti 19 (Sembilan belas) kecamatan yang ada di Kabupaten Tulungagung. Acara tersebut dilaksanakan pada hari kamis, 25 November 2010, kegiatan festival Manten Kucing tersebut berpusat di kawasan Kota Tulungagung.
Festival tersebut baru pertama kalinya diadakan di Kabupaten Tulungagung, hal itu untuk memperkenalkan kepada generasi muda, bahwasanya Manten Kucing adalah tradisi budaya khas Tulungagung. Tradisi Manten Kucing biasanya diadakan di Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat tersebut merupakan upacara tradisi untuk meminta diturunkan hujan.
Uniknya di festival tersebut terdapat kolaborasi antara Manten Kucing dengan kesenian lain, antara Manten Kucing dengan Reog Gendang, Jaranan Jawa dan Hadrah (sholawatan). Sehingga kolaborasi tersebut mendapat sambuatan hangat dari masyarakat, begitu pula para pelajar saat festival itu juga ikut serta menonton. Secara tidak langsung akan menumbuhkan pengetahuan, pemahaman serta mengenali asset budaya tradisi Manten Kucing.
 
a.   Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan
Tujuan temanten kucing adalah untuk memperkenalkan tradisi budaya Manten Kucing kepada khalayak umum, khususnya pelajar bahwasanya di Tulungagung terdapat tradisi budaya Manten Kucing.
Adapun nilai-nilai yang dapat ditangkap dari prosesi Manten Kucing, diantaranya; Pertama, manusia memang diberi kelebihan oleh Sang Pencipta yang mempunyai, akal pikiran, budi pekerti, nalar, rasa dan karsa. Sehingga mewujudkan diri untuk memilik budaya positif. Sehingga dengan berbudaya yang baik, akan memberikan norma-norma positif di masyarakat.
Kedua, dengan adanya tradisi budaya Manten Kucing tersebut, warga saling dapat tolong menolong, hormat menghormati diantaranya. Sehingga kerukunan dan keselarasan hidup menjadi damai, tenang, dan sejahtera. Didalam prosesi Manten Kucing sendiri masyarakat diajak untuk Guyup Rukun.
Sebenarnya selain menjadi media pembelajaran, keberadaan Manten Kucing bisa dijadikan sebagai objek wisata lokal. Keberadaan asset wisata daerah itulah, maka akan menyokong keberadaan budaya Nasional. Dengan berbudaya yang baik, maka kita akan menjadi sosok manusia, masyarakat atau bahkan negara yang berbudi luhur, saling menghormatu, tolong menolong, jujur dan sopan. Masyarakat Indonesia, khususnya di daerah-daerah dahulu terkenal dengan keramah-tamahannya.

B.  Jaranan Tulungagung
Jaranan biasanya dipertunjukkan pada acara-acara seperti penyambutan petinggi daerah, syukuran, acara keluarga, bahkan pada saat memperingati hari besar kenegaraan. Di Tulungagung jaranan merupakan kesian daerh yang begitu merakyat jadi bagi masyarakat disana bila mengadakan suatu acara tidak lengkap jika tidak mempertunjukkan jaranan.
Jaranan sendiri mempunyai banyak jenis, diantaranya adalah jaranan senterewe, jaranan campursari, jaranan pegon, jaranan jawa. Di Tulungagung sendiri jaranan yang biasanaya dipertunjukkan adalah jaranan campur sari. Perlengkapan jaranan ada beberapa jenisnya dianataranya adalah gandang, kenong, gong, slompet, kostum dan aksesoris, serta kuda-kudaan.
Dalam setiap pagelarannya, tari Kuda Lumping ini menghadirkan 4 fragmen tarian yaitu 2 kali tari Buto Lawas, tari Senterewe, dan tari Begon Putri.
Pada fragmen Buto Lawas, biasanya ditarikan oleh para pria saja dan terdiri dari 4 sampai 6 orang penari. Beberapa penari muda menunggangi kuda anyaman bambu dan menari mengikuti alunan musik. Pada bagian inilah, para penari Buto Lawas dapat mengalami kesurupan atau kerasukan roh halus. Para penonton pun tidak luput dari fenomena kerasukan ini. Banyak warga sekitar yang menyaksikan pagelaran menjadi kesurupan dan ikut menari bersama para penari. Dalam keadaan tidak sadar, mereka terus menari dengan gerakan enerjik dan terlihat kompak dengan para penari lainnya.
Untuk memulihkan kesadaran para penari dan penonton yang kerasukan, dalam setiap pagelaran selalu hadir para datuk, yaitu orang yang memiliki kemampuan supranatural yang kehadirannya dapat dikenali melalui baju serba hitam yang dikenakannya. Para datuk ini akan memberikan penawar hingga kesadaran para penari maupun penonton kembali pulih.
Pada fragmen selanjutnya, penari pria dan wanita bergabung membawakan tari senterewe.
Pada fragmen terakhir, dengan gerakan-gerakan yang lebih santai, enam orang wanita membawakan tari Begon Putri, yang merupakan tarian penutup dari seluruh rangkaian atraksi tari Kuda Lumping.
eringkali dalam pertunjukan tari Kuda Lumping, juga menampilkan atraksi yang mempertontonkan kekuatan supranatural berbau magis, seperti atraksi mengunyah kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri, berjalan di atas pecahan kaca, dan lain-lain. Mungkin, atraksi ini merefleksikan kekuatan supranatural yang pada jaman dahulu berkembang di lingkungan Kerajaan Jawa, dan merupakan aspek non militer yang dipergunakan untuk melawan pasukan Belanda.

a.   Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan
                Dengan mengatahui begitu unik dan menariknya kesenian daerah yang ada pada daerah kita masing-masing sebagai generasi penerus yang berilmu kita wajib melestarikan budaya yang telah diwariskan kepada kita sebagai harta yang paling berharga untuk kita miliki dan banggakan.

C.    Reyog Kendhang Asal Tulungagung
 









Gambar 3. Penari Reyog Kendhang
Nilai-nilai yang terdapat di kesenian Reyog Kendhang asal daerah Tulungagung ini, mencerminkan sifat kearifan lokal kesenian tradisional. Kesenian sendiri, bersangkutan mengenai proses pembelajaran dari lingkungan untuk manusia. Dari sebuah pengamatan sosial, pola prilaku kehidupan, maupun wacana yang sedang hangat dibicarakan, bisa diproses melalui kesenian, sehingga dari kesenian pulalah kita bisa mengambil sikap dalam menyikapi permasalahan.
Seperti Reyog Kendhang asal daerah Tulungagung, menurut sekilas cerita, bahwasanya asal usul Reyog Kendhang ini berasal dari penolakan lamaran yang dilakukan oleh Putri Dewi Kilisuci terhadap seorang Raja Bugis. Memang leluhur kita, selalu mengaitkan antara peristiwa dengan bentuk kesenian, salah satunya Reyog Kendhang ini.
Menurut cerita yang dituturkan oleh Bapak Endin, Beliau seorang penggerak kesenian dan kebudayaan di Tulungagung, menceritakan dahulu kala ada Raja Bugis yang ingin melamar putri Kediri, yaitu Dewi Kilisuci, akan tetapi yang disuruh melamar adalah prajuritnya. Namun ketika diperjalanan dari Bugis ke Kediri, rombongan mereka kesasar (salah arah) sesampainya di Madiun. Prajurit tersebut kesasar, akhirnya melewati daerah Ponorogo-Trenggalek-Tulungagung.
Sesampainya di Kota Kediri, setelah bertemu dengan Putri Dewi Kilisuci, prajurit tersebut menyampaikan amanah dari Sang Raja, untuk melamar putri tersebut. Putri Dewi Kilisuci, secara halus mengatakan bahwa menerima lamaran tersebut asalkan Raja Bugis bisa mempersembahkan; (1). Mata ayam tukung sebesar terbang miring digantung di gubuk penceng; (2). Seruling pohon padi sebesar batang kelapa; (3). Dendeng tumo sak tetelan pulut (jadah); (4). Ati tengu sebesar guling; (5). Madu lanceng enam bumbung; (6). Binggel emas bisa berbunyi sendiri.
Namun persyaratan tersebut merupakan kiasan halus untuk menolak lamaran dari suruhan Raja Bugis. Mendengar apa yang diminta oleh putri tersebut, akhirnya prajurit merasa kebingungan, sebab sang raja sudah mengamanahi kalau belum berhasil untuk melamar putri tersebut mereka tidak boleh kembali ke kerajaan. Akhirnya para prajurit berinisiatif untuk menuju ke arah selatan, yaitu ke kawasan daerah Tulungagung.
Akhirnya di daerah Tulungagung para prajurit tersebut meminta tolong pada warga Dhadhap Langu, untuk mengartikan kiasan yang disampaikan oleh Putri Dewi Kilisuci. Dengan adanya bantuan dari warga Dhadhap Langu tersebut, kiasan syarat yang dikatakan prajurit diartikan sekaligus dibuatkan dalam bentuk benda. Adapun makna kiasan dari Putri Dewi Kilisuci tersebut, yaitu; (1). Mata ayam tukung sebesar terbang miring digantung di gubuk penceng, mempunyai makna Gong kempul yang digantung pada gayornya; (2). Seruling pohon padi sebesar batang kelapa, mempunyai makna slompret; (3). Dendeng tumo sak tetelan pulut (jadah), yang mempunyai arti kenong; (4). Ati tengu sebesar guling, yang mempunyai arti iker atau ikat; (5). Madu lanceng enam bumbung, bisa diartikan Dhodhok atau Gemblug yang berjumlahkan enam; (6). Binggel emas bisa berbunyi sendiri, yang diartikan gongseng.
Itulah makna kiasan persyaratan untuk melamar, yang disampaikan oleh Putri Dewi Kilisuci kepada prajurit Raja Bugis. Setelah itu, para prajurit merasa senang dan tenang jiwanya, karena apa yang menjadi ganjalan sudah bisa teratasi. Uniknya ketika mereka, prajurit ingin membawa barang tersebut ke hadapan putri Kediri terbentuklah suatu gerak seni, yang sekarang diaplikasikan pada Reyog Kendhang.
Adapun gerak seni yang tercipta secara alami, diantaranya; peralatan tadi sebelum diserahkan kepada sang putri, sang prajurit berdoa memohon kepada Sang Pencipta Alam, maka para prajurit memandang bawah dan ke atas lalu kekanan-kekiri. Maka terciptanya gerak Sumi Langit (Sundangan). Para prajurit melalui semedi dengan geduk tanah supaya diterima barang-barangnya maka terciptalah gerak Gejoh Bumi.
Para prajurit setelah semedi mengantarkan persembahan (Bebono). Maka tercipta Gerak Joget Menthokan (munduk-munduk). Setelah barang-barang diserahkan maka para prajurit mundur/lengser, maka terciptalah Gerak Patetan. Setelah barang-barang diteliti para prajurit melingkar menyaksikan, maka terciptakah Gerak Joget Lilingan. Setelah dinyatakan cocok diterima barang-barang itu para prajurit kaget terciptalah joget Mindak Kecik Noleh Kanan Noleh Kiri. Para prajurit memuncak kegirangannya, maka tercipta Gerak Joget Andul (engklek). Setelah para prajurit bersenang sang putri khidmat menciptakan sesosok tubuh melesat masuk sumur, prajurit tahu. Semua melihat sumur maka tercipta Gerak Ngungak Sumur. Setelah melihat sumur sangat dalam, maka tercipta joget Kejang Jinjit. Setelah sang putri tidak muncul, hilang, para prajurit berbalik gembyang. Para prajurit merasa tidak berhasil untuk melamarkan Raja Bugis, maka dengan tangan hampa prajurit pulang, terciptalah Gerak Baris Lagi.
Itulah sekilas mengenai Reyog Kendhang asal daerah Tulungagung, pada tahun 2009 telah terdaftar di HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) Indonesia, di Jakarta. Perlu kita menyadarinya, bahwasanya dengan peristiwa yang terjadi di lingkungan bisa dijadikan sebagai bentuk kesenian lokal. Masih belum terlambat, untuk kesenian maupun kebudayaan daerah yang lain untuk di hak patenkan, sebelum negara lain mengambil kekayaan intelektual kita.
a.    Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan
Seni tradisi yang ada disetiap daerah, memang mempunyai ciri tersendiri, antar daerah pasti berbeda. Seperti halnya antara Reyog Kendhang Tulungagung dengan Reyog Ponorogo, justru dari perbedaan ciri khas tersebut akan memunculkan kekayaan khasanah kesenian. Kearifan seni yang terdapat di daerah, merupakan wujud dari masyarakatnya berbudi luhur, mempunyai etika ramah dan tamah terhadap orang lain.
Aksi serta refleksi kesenian tradisional yang ada di Tulungagung, terutama Reyog Kendhang, merupakan keseimbangan hidup manusia dengan lingkungan. Kesenian Reyog Kendhang sendiri, menyimpan pendidikan nonformal secara tidak langsung dalam bentuk seni gerak. Sehingga dengan berkesenian (Reyog Kendhang), kita seakan-akan bisa mentransformen kearifan hidup, antara tradisi dan perkembangan zaman seperti sekarang.
Hasil mempelajari, bisa dikata penyeimbangan antara gerak dan pendidikan hidup bisa berkesinambungan. Kehidupan berseni itu merupakan proses kearifan lokal bagi sebuah masyarakat. Mungkin, terdapat perbedaan yang signifikan antara masyarakat Tulungagung dan juga masyarakat Ponorogo, itu jelas. Kesenian, salah satu kegiatan (proses) yang menitikberatkan terhadap pembangunan karakter spiritualitas. Orang terdahulu (leluhur) selalu menggabungkan antara mental spiritualitas dengan seni budaya yang ada di lingkungan (masyarakat).
Lingkungan juga mempengaruhi didalam terbentuknya sebuah seni tradisi. Seperti halnya Reyog Kendhang dan Reyog Ponorogo, namanya hampir mirip, tapi dalam bentuk seni gerak maupun filosofinya tentu tidak sama. Meskipun sama-sama namanya reyog, disetiap daerah akan berbeda. Bisa saja di waktu yang akan datang, muncul Reyog Mojokertoan, Reyog Madiunan, Reyog Suroboyoan, dan reyog-reyog lainnya. Siapa menyangka, nanti kearifan lokal disetiap daerah akan muncul dari tidur nyenyaknya, dalam bentuk reyog maupun seni tradisi lain.
Reyog dapat kita katakan merupakan bentuk tarian yang sengat sederhana, sebab si penari (yang menari bersama-sama) masing-masing membawa instrumen sendiri yang berupa gendang. Reyog yang terdapat di Jawa Timur, khusus hanya menari saja. Reyog yang terdapat di Jawa Barat agak berbeda dengan di Jawa Timur. Reyog di Jawa Barat tidak terus menerus menari saja, tetapi ada saat-saatnya berdialog antara penari-penari itu sendiri. Tentang dasar tarian reyog dan instrumennya rupa-rupanya sama saja, antara yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Barat.

D.  Siraman Pusaka Tombak Kyai Upas



Tahapan persiapan : mengumpulkan segala macam sesaji antara lain air 7 sumber, berbagai macam ayam dll. Memasak segala macam sesaji/ tumpeng sejumlah 46 macam. Acara dilaksanakan di Pendopo Kanjengan Kelurahan Kepatihan, Kec./Kab. Tulungagung  yang diadakan pada Hari Jum’at setelah tanggal 10 bulan Sura.
Adapun pelaksanaan siraman diawali Kirab Srana Mulya (berupa air dan beberapa ayam) dari pendopo Kabupaten. Sedangkan Pendopo Kepatihan telah dimulai acara siraman dengan acara: pembacaan legenda Kyai Upas, sambutan pejabat daerah, siraman pusaka dengan diiringi tahlilan, berakhir dengan selamatan dan pada malam harinya dilaksanakan pergelaran wayang kulit semalam suntuk.
a.    Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan
            Dalam perkembangan lebih lanjut tradisi siraman pusaka Kyai Upas ini menjadi sebuah tradisi yang tidak terlepas di masyarakat Tulungagung, sebagai sebuah pendidikan bahwa dulu di Tulungagung pernah ada tokoh penyebar agama Islam yang Masyur. Hal ini tentu akan menjadi nilai apresiasi yang besar bagi generasi muda tentang daerah Tulungagung sendiri.

E.  TIBAN
Ritual Tiban adalah tari sakral untuk mendatangkan hujan. Di masyarakat
pendukungnya, tetesan darah akibat permainan tiban adalah lambang perjuangan
yang gigih dalam mencari air, utamanya guyuran hujan yang mutlak diperlukan
petani di sawah ladang. Ritual tiban biasanya dilaksanakan di musim kemarau.
a.    Hubungan Kebudayaan dengan Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pembentukan karakter (generasi muda), agar lebih mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Namun gejala yang ada pada zaman sekarang adalah generasi muda menginginkan segala sesuatu menjadi instan. Belajar itu memerlukan proses, dari proseslah kita dapat mengambil hikmah dari belajar itu sendiri. Proses merupakan seni, dalam membentuk kepribadian yang berbudi luhur serta bijaksana. Proses dalam hidup adalah pendidikan konkrit bagi manusia, sebenarnya.
Dari berkesenianlah, kita mampu untuk memupuk rasa bangga, rasa memiliki, rasa menghargai warisan leluhur. Berkesenian memang dapat mentransformen kearifan lokal yang ada pada masyarakat, untuk menciptakan kebaikan dalam berprilaku, maupun untuk menyampaikan pesan kebaikan. Berkesenian dapat dipahami sebagai wujud ekspresi dari kepribadian yang terdiri unsur-unsur cipta, rasa, maupun karsa. Sehingga apabila diasumsikan, bahwasanya hati (perasaan) mendasari terbentuknya suatu kesenian.